PenerimaAnugerah Kebudayaan Kategori Maestro Seni Tradisi tahun 2016. Berbekal pengalaman belajar menyulam kain kerawang Gayo selama satu minggu, Nurlaila—yang oleh masyarakat sekitarnya lebih dikenal dengan panggilan Nek Amin—mulai mengukir sejarah hidup baru. Sebelumnya ia banyak pergi ke kebun untuk berladang. Namun, berkat ketekunan dan keuletannya itu, Nurlaila menjelma menjadi

Ciri-ciri khas Suku Gayo adalahSuku Gayo beragama Gayo menggunakan Bahasa Gayo masih menggunakan nama marga terutama di daerah Bebesen.Suku Gayo beretnik Karo dan Gayo hidup dalam komoniti kecil Kampong.Suku Gayo memiliki warna kulit Gayo memiliki rambut Gayo memiliki tubuh Suku Gayo Provinsi AcehSuku Gayo adalah adalah salah satu suku bangsa yang ada di Negara Indonesia yang mendiami daerah dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah, Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Suku Gayo rata-rata beragama Islam dan mereka dikenal sangat taat dalam agama, biasanya orang-orang menyebutnya Islam Sunni. Suku Gayo sering menggunakan Bahasa Gayo dalam percakapan sehari-hari mereka. Bahasa Gayo termasuk salah satu bagian dari rumpun bahasa Gayo hidup dalam komoniti kecil atau yang biasa disebut dengan kampong. Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah. Anggota belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat ataupun kegiatan keagamaan. Garis keturunan Suku Gayo ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Prinsip patrilineal yaitu suatu adat masyarakat disebuah daerah yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah Garis Keturunan AyahMakanan Khas Suku GayoPulut BekuahCecahMasam JaengGutelLepatPengatGegalohSeni Dan Tarian Suku GayoTari SiningTari Turun ku Aih AunenTari Resam BerumeDidongDidong NietTari SamanTari BinesTari GuelTari MunaluTuah KukurMelengkanDabusSemoga MembantuSalam PendidikanReferensi Belajar Bersama BrainlyPembahasan Kebudayaan suku yang ada di Indonesia dan asal Tari JAWABANMapel Ilmu Pengetahuan SosialKelas 4 SD/MIMateri Suku GayoKata Kunci Keanekaragaman Suku dan Budaya SetempatKode Kelas 4Kode Soal 10Bab 4Kode Kategorisasi

BangsaGayo dari Dinasti Lingga juga menyebarkan kekuasaannya pada masa kerajaan dan membentuk Kerajaan Johor Baru yang ada di Malaysia. Suku Gayo di Aceh merupakan generasi yang berasal dari peristiwa tersebut. Memiliki Marga ; Ciri khas Suku Gayo yang cukup umum terjadi sama seperti pada kebanyakan suku lainnya yakni kepemilikan marga. Namun, hal ini tidak terjadi dan tidak digunakan oleh masyarakat Suku Gayo yang telah modern.

- Suku Gayo menjadi salah satu kelompok etnis di Pulau Sumatera yang turut mewarnai keragaman masyarakat di Indonesia. Suku Gayo adalah penduduk asli yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian juga Suku Gayo di Aceh, Sejarah, Bahasa, dan Rumah Adat Masyarakat Suku Gayo sebagian besar mendiami daerah Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Timur, yaitu di Kecamatan Serba Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih. Baca juga Suku Gayo, Suku Terbesar Kedua di Aceh Suku Gayo juga terbagi menjadi tiga kelompok sesuai daerah asalnya, yaitu Masyarakat Gayo Laut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara, serta Gayo Blang yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh TamiangBaca juga Dongeng Banta Seudang dari Tanah Gayo Asal Usul Suku Gayo Suku Gayo termasuk ke dalam golongan ras Proto Melayu yang berasal dari India. Dilansir dari pemberitaan terdapat beberapa teori tentang asal usul dari Suku Gayo. Masyarakat setempat percaya bahwa nama Gayo berasal dari kata pegayon yang berarti sumber air jernih tempat ikan suci dan kepiting. Salah satu versi menyebut asal-usul Suku Gayo berhubungan dengan Kerajaan Linge yang berdiri sekitar tahun 416 Hijriyah atau 1025 Masehi. Sementara versi lain menyebut asal-usul sub suku ini yakni Gayo Lues, merupakan wilayah kekuasaan empat kerajaan atau dalam istilah setempat disebut Reje’, yaitu Reje Gele memimpin 12 kampung dan berkedudukan di bagian barat Blangkejeren. Reje Rema yang memimpin 11 kampung dan berkedudukan di Kute Panyang. Reje Bukit merupakan raja yang memimpin 7 tujuh kampung dan berkedudukan di bagian timur Blangkejeren. Reje Kemala yang memimpin 13 kampung dan berkedudukan di Rikit Gaib. Ada pula sumber yang berasal dari hikayat tentang para raja Aceh yang berkuasa sejak tahun 1280 sampai 1400.
Lebihjauh, ada tiga unsur pembentuk estetika sulaman indah benang emas--meminjam konsep estetika Djelantik adalah sebagai berikut. Pertama, wujud. Terdiri dari dua konsep yakni bentuknya yang khas dari Nagari Sungayang seperti pucuak rabuang, bungo tangah, bungo suduik. Pucuak rabuang bentuknya berada pada bagian pinggir kain.
1. D2. B3. C4. C5. B6. C7. B8. A9. D10. D11. C12. A13. A14. D15. B16. C17. A18. A19. C20. A21. C22. D23. C24. B25. A26. A27. D28. D29. A30. B31. B32. A33. A34. D35. B Soal Essay 1. Alat musik Pianika termasuk kategori alat musik........ 2. Ciri khas unik dari Sulaman Gayo........ 3. Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara........ 4. Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk........ 5. Lagu yang berjudul Cening putri ayu berasal dari daerah....... 6. Nama alat musik Sampe berasal dari daerah........ 7. Pada motif hias meander memiliki bentuk........ 8. Sebuah gambar yang berfungsi untuk menerangkan teks atau cerita agar lebih mudah dipahami disebut gambar........ 9. Sebutkan 2 contoh jenis alat musik yang dimainkan dengan cara digoyang adalah........ 10. Suatu rangkaian nada-nada yang bergerak naik turun disebut........ Kunci Jawaban Soal Essay 1. Alat musik pianika termasuk kategori alat musik melodis dimainkan dengan cara ditiup. 2. Motif hiasnya yang khas, yaitu bentuk-bentuk geometris berupa garis, bidang, dan tanaman bersulur yang disusun secara teratur dan berulang-ulang. 3. Digesek. 4. Umumnya dipakai untuk tedung payung, umbul umbul, menghias pelinggih tugu, patung, juga kulkul kentongan. 5. Berasal dari Bali yang biasa dinyanyikan anak-anak. 6. Suku Dayak di Kalimantan Timur. 7. Ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T. 8. Gambar Ilustrasi atau Gambar Cerita. 9. Angklung, Marakas 10. Melodi Menurutnya ia banyak mendapat inspirasi desain dari tanaman-tanaman di sekitar rumahnya. Ia bahkan mengaku antimeniru desain milik orang lain. Meski sudah memiliki sekitar 60 karyawan Rahayu tetap turun tangan untuk mengecek kembali sulaman-sulaman dikerjakan karyawannya. Hal itu untuk menjaga ciri khas dari design miliknya.
Tari Guel. ©2021 Muhammad Iqbal - "Tem o item...m Engingku ine…e," syair pembuka terdengar mengawali pertunjukan. Seorang penari keluar dari arah kiri, menuju ke tengah dengan kaki berjinjit. Tubuh penari tampak membungkuk, bahunya maju mundur, lengan timbul tenggelam dalam lipatan kain bersulam kerawang Gayo yang menutupi punggung. Gerakannya rampak seirama tabuhan rebana. Pada satu titik penari mengempas dan mengibaskan kain ke udara. Terkadang penari berlari kecil sambil menukik. Perlahan bergerak mendekat, mengitari, lalu memberi sembah. Kiranya dia hendak merayu seorang penari lain yang tengah duduk bersimpuh agar mengikuti gerakannya, lalu keduanya bergerak bersamaan, padu padan dalam hentak estetis berirama. Gerakan-gerakan di atas adalah gerakan Tari Guel. Tarian kebanggaan dari Tanah Gayo menjadi salah satu khasanah budaya Gayo di Aceh. Tarian ini mengisahkan upaya sejumlah orang untuk membangunkan seekor gajah putih yang berdasarkan cerita rakyat yang pernah ada. ©2021 Muhammad Iqbal Tarian yang dapat dijumpai di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lue ini dulunya dikenal sebagai tarian yang sakral. Pagelaran tari guel tidak boleh sembarang tempat, panggung atau pentas, karena kesakralannya. Selain itu, tidak sembarang orang boleh menarikan guel, karena, mereka yang berhati bersih dan berjiwa tulus saja yang layak. Nilai mistis Tari Guel terletak pada Guru Didong, sang penari tunggal Guel. Saat menari akan ada spirit yang luar biasa dalam diri penari ketika dimainkan. Penari tampak lebih bersemangat, energik dan lincah melebihi kelenturan dan keseragaman sebagai sebuah tarian biasa. ©2021 Muhammad Iqbal Tari guel terbagi dalam 4 babak. Munatap menjadi awal babak, menggambarkan bentuk persuasi Sengeda yang hendak menaklukkan hati gajah putih, lalu berlanjut ke babak redep yang menggambarkan kesediaan gajah putih menuruti keinginan Sengeda. Ketibung dan cincang nangka menjadi dua babak terakhir. Dua babak yang menggambarkan semakin kuatnya keinginan gajah putih mengikuti Sengeda, hingga akhirnya Sengeda berhasil menggiring gajah putih ke Kesultanan Aceh Darussalam. ©2021 Muhammad Iqbal Tari Guel juga lekat dengan kostum yang mencuri perhatian, yaitu busana tradisional Aceh, baju Kerawang. Dengan motif yang cantik dan penuh makna. Perpaduan warna merah, hitam, putih, kuning terukir apik. Berdasarkan keterangan dari warna-warna kerawang, Masyarakat Gayo dilambangkan sebagai masyarakat yang Mersik berani, Lisik rajin dan Urik teliti. Selain itu salah satu ciri khas dari kostum Tari Guel ini adalah kain opoh ulen-ulen yang dikenakan di punggung penari pria, dan digunakan sebagai atribut menarinya. Kain ulen-ulen dengan lebar 1×2 meter ini dipenuhi sulaman kerawang Gayo yang menjadi properti utama Tari Guel. Dihempas dan dikibas-kibaskan oleh penari seperti kepakan burung yang sedang mengudara. ©2021 Muhammad Iqbal Istilah guel’ dalam bahasa lokal Gayo berarti membunyikan’ ini juga berkaitan erat dengan legenda Gajah Putih dalam cerita rakyat 'Sengeda dan Bener Merie'. Mimpi Sengeda membawanya pada sebuah pertemuan dengan seekor gajah putih, yang konon adalah jelmaan abangnya, Bener Merie. Skema Sengeda menaklukkan hati Sang gajah putih yang akhirnya berbalas menjadi puncak tarian ini. Guel berakhir saat gajah putih bersedia mengikuti Sengeda ke Kesultanan Aceh Darussalam sebagai persembahan untuk putri sultan yang tengah mengidam-idamkannya. Unik dan memiliki makna yang dalam, Tari Guel menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ditetapkan oleh United Nations Educational, Science and Cultural Organization UNESCO pada 2016 lalu. [Tys]
Busanaadat perkawinan Gayo mengetengahkan kekayaan teknik sulaman benang warna putih merah kuning dan hijau. Jadi motif kerawang Gayo adalah suatu corak hiasan di daerah Gayo. Pakaian Suku Gayo juga memiliki nama yang sama dengan banyak hal mulai dari wilayah tempat tinggal nama suku dan bahasanya. TAKENGON - Gayo adalah salah satu etnis yang mendiami Dataran Tinggi Gayo DTG yang berada di wilayah tengah Provinsi Aceh. Suku yang tergolong dalam ras Proto Melayu Melayu Tua ini diperkirakan berasal dari India dan mulai datang ke Tanoh Gayo sekitar tahun sebelum Masehi. Saat ini, suku Gayo menjadi penduduk mayoritas di tiga kabupaten, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues'> Gayo Lues. Sebagian di antaranya juga menetap di Kecamatan Serba Jadi, Peunaron, dan Simpang Jernih, Aceh Timur. Selama ini, ada anggapan bahwa etnis Gayo berasal dari Suku Batak yang dikenal dengan Batak 27. Namun, berdasarkan hasil kajian arkeologis dari para ahli fosil dan kepurbakalaan Balai Arkeologi BALAR Medan, Sumatera Utara, menyatakan bahwa suku Batak justru berasal dari Dataran Tingi Gayo. • Ali Basrah Spd MM, Politisi Golkar, mantan Wakil Bupati Agara, dan Kini Anggota DPR Aceh Etnis Tertua di Nusantara Menurut salah seorang peneliti dari BALAR Medan, Ketut Wiradnyana, Suku Batak, sebelumnya dianggap telah mengungsi ke Dataran Tinggi Gayo dan menetap di wilayah tengah Provinsi Aceh, sehingga menjadi suku Gayo. Tetapi anggapan itu, terbantahkan setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog selama beberapa tahun di sejumlah titik di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian difokuskan para arkeolog, di Loyang gua Mendale, Loyang Ujung Karang dan Loyang Pukes, di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah. ibu-ibu di Mener Meriah memetik kopi Hasil dari penggalian situs-situs purbakala tersebut, ditemukan adanya kerangka manusia prasejarah. Setelah dilakukan penelitian secara ilmiah, kerangka manusia yang ditemukan itu, usianya berkisar antara hingga tahun. Itu artinya, Kawasan Dataran Tinggi Gayo, sudah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun silam. Jauh sebelum adanya Suku Batak dan suku-suku lain di Pulau Sumatera. Berkaca dari hasil penelitian secara ilmiah, Suku Gayo merupakan salah satu etnis tertua yang mendiami bumi Nusantara ini. • Sanger, Kopi Saling Ngerti Khas Aceh Seorang pengunjung foto di depan penari Saman. Beragam Budaya Selain itu, Gayo juga dikenal dengan etnis yang memiliki beragam budaya dan tradisi yang sebagian diantaranya masih digunakan oleh masyarakat yang berada di wilayah tengah provinsi berjuluk Serambi Mekkah itu. Secara administratif, sebelum pemekaran wilayah banyak terjadi di Indonesia, suku Gayo menjadi penduduk mayoritas di dua kabupaten di wilayah tengah dan tenggara, yaitu Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Kedua kabupaten ini kemudian mengalami pemekaran. Aceh Tenggara memekarkan Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues, sementara Aceh Tengah memekarkan Kabupaten Bener Meriah. Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Aceh Tenggara atau dikenal dengan Tanah Alas. Pada 10 April 2002, terjadi pemekaran dengan nama Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues dengan Ibukota Blangkejeren. Sementara Kabupaten Bener Meriah melepaskan diri dari Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2003. Kabupaten Bener Meriah dengan Ibukota Redelong, juga didominasi oleh penduduk asli Suku Gayo, meskipun daerah ini, menjadi didiami beragam suku. Danau di Takengon Tiga Kelompok Suku Gayo terdiri atas tiga kelompok, yaitu masyarakat Gayo Lut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah. Gayo Lues'> Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues'> Gayo Lues dan Aceh Tenggara. Serta Gayo Serbejadi yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang dan Aceh Timur. • Sejarah Tugu Bundaran Simpang Lima Banda Aceh Tarian asal Gayo Asal Nama Gayo Ada banyak pendapat mengenai asal usul nama Gayo. Rentang sejarah yang amat panjang jika dikaji dengan seksama dan mendasar, terkadang dijumpai silang atau perbedaan pendapat dalam menemukan sisi kebenarannya. Hal ini disadari karena rentang waktu sejarah yang amat panjang, referensi yang terbatas ditambah banyaknya keterangan oleh para narasumber yang sifatnya turun-temurun. Menurut salah seorang penulis, Abidin, mengemukakan ada lima pendapat terkait asal-usul Suku Gayo. Pertama, kata Gayo berasal dari bahasa Batak Karo yang berarti kepiting. Pada zaman dahulu terdapat serombongan pendatang suku Batak Karo ke Blangkejeren, mereka melintasi sebuah desa bernama Porang. Tidak jauh dari perkampungan tersebut dijumpai telaga yang dihuni seekor kepiting besar, lantas para pendatang ini melihat binatang tersebut dan berteriak " Gayo… Gayo…". Konon dari sinilah kemudian daerah tersebut dinamai dengan Gayo. Kedua, dalam buku 'The Travel of Marcopolo' karya Marcopolo, seorang pengembara bangsa Italia. Dalam buku ini dijumpai kata drang-gayu yang artinya orang Gayu/ Gayo. Ketiga, kata Kayo dalam Bahasa Aceh, Ka berarti sudah dan Yo berarti lari/takut. Kayo berarti sudah takut atau lari. Keempat, kata Gayo berasal dari Bahasa Sanskerta, yang berarti gunung. Maksudnya adalah orang yang tinggal di daerah pegunungan. Kelima, dalam buku 'Bustanussalatin' yang dikarang oleh Nuruddin Ar-Raniry, pada tahun Masehi yang tertulis dengan huruf Arab. Di samping nama Gayo di atas ada juga disebutkan kata Gayor. Hal ini terjadi karena orang-orang tertentu tidak mengerti, bahwa yang sebenarnya adalah kata Gayo. • Dr Iqbal MA, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Tari Saman di Gayo Lues Sejarah Pada abad ke-11, Kerajaan Linge didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Makhdum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kesultanan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesen dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang keduanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda. Raja Linge I disebutkan mempunyai empat orang anak, yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga Ali Syah, Meurah Johan Johan Syah dan Meurah Lingga Malamsyah. Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana lalu dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaan bernama Lam Krak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamuri atau Kesultanan Lamuri. Sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi Raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Meurah Mege dikuburkan di Wih ni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk. Penyebab mereka migrasi tidak diketahui, akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Linge lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara. • Krueng Siron, Destinasi Wisata Baru di Bekas Camp Latihan Pasukan Khusus GAM Persawahan di Kabupaten Aceh Tengah. Kehidupan Sosial Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampung desa. Setiap kampung dikepalai oleh seorang reje kepala desa. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari reje raja, petue petua, imem imam dan rayat rakyat. Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas gecik, wakil gecik, imem dan cerdik pandai yang mewakili rakyat. Sebuah kampung biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah klan. Anggota suatu belah berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal dan berhubungan dengan adat istiadat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal juelen atau matrilokal angkap. Kelompok kekerabatan terkecil disebut sara ine keluarga inti. Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu, beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah klan. Pada masa sekarang, banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu, orang Gayo mengembangkan mata pencaharian dengan bertani di sawah dan beternak. Namun untuk saat ini, penghasilan utama masyarakat Gayo dengan mengembangkan komoditi kopi arabika Gayo. Selain itu, ada juga penduduk yang menjadi nelayan dengan menangkap ikan di Danau Lut Tawar, khususnya yang tinggal di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, serta sebagian diantaranya meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam dan menenun. Tetapi, untuk kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah nyaris terancam punah seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas. Kerawang Gayo, sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. • Kompleks Makam Panglima Polem dan Sejarah Singkat Perjuangannya Baju adat Gayo. Pakaian Adat Gayo Kerawang Gayo adalah nama sebutan terhadap motif ukir pada suku Gayo. Kerawang Gayo berkembang pada ukiran kain. Pakaian adat ini sering digunakan saat pesta pernikahan dan acara adat lainnya di wilayah tengah Provinsi Aceh, khususnya Gayo. Pakaian adat Gayo untuk laki laki pengantin baru disebut Aman Mayak, sedangkan untuk perempuan pengantin perempuan disebut Ineun Mayak. Berikut adalah perbedaan Aman Mayak dan Ineun Mayak. Untuk Aman Mayak, pengantin pria menggunakan bulang pengkah juga berfungsi sebagai tempat untuk menancapkan sunting. Selain bulang pengkah, digunakan juga baju putih,celana, beberapa gelang pada lengan, cincin, tanggang, genit rante, kain sarung, dan ponok sejenis keris. Unsur lain yang digunakan yaitu sanggul sempol gampang, sempol gampang bulet yang digunakan ketika akad nikah, dan sempol gampang kenang yang digunakan selama 10 hari setelah akad nikah diselenggarakan. Untuk Ineun Mayak, baju pengantin wanita terdiri dari baju, ikat pinggang ketawak dan sarung pawak. Untuk perhiasan menggunakan mahkota sunting, cemara, sanggul sempol gampang, lelayang, ilung-ilung, subang ilang dan anting-anting subang gener yang semuanya digunakan sebagai hiasan kepala. Untuk bagian leher, tergantung pada kalung tanggal, apakah terbuat dari perak atau uang perak tanggang birah-mani dan uang perak tanggang ringgit, serta belgong sejenis manik-manik. Untuk kedua lengan hingga ujung jari, diperindah dengan berbagai jenis gelang, seperti topong, gelang giok, gelang puntu, gelang bulet, gelang berapit dan gelang beramur, serta berbagai jenis cincin seperti cincin sensim belam keramil, sensim patah, sensim genta, sensim kul, sensim belilit dan sensim keselan. Pada bagian pinggang, tidak hanya ikat pinggang, tapi juga digunakan rantai genit rante. Untuk pergelangan kaki digunakan gelang kaki dan tak ketinggalan upuh ulen-ulen atau selendang. • Meuligoe Bupati Bireuen, Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Rumah Adat Gayo Rumah adat tradisional Gayo dikenal dengan nama Umah Pitu Ruang yang berarti rumah tujuh ruang. Rumah ini berbentuk rumah panggung yang berdiri di atas suyen tiang setinggi dua meter. Biasanya tiang rumah terbuat dari kayu damar. Umah Pitu Ruang, rumah adat gayo Serambi Indonesia Umah Pitu Ruang berbentuk persegi panjang dan dihuni oleh beberapa keluarga. Panjang bangunan berkisar antara 5-9 tiang dan lebarnya sekitar empat tiang terdiri atas tiga ruangan. Kedua tiang panjang banjar tengah di sebut reje tiang dan peteri atau mentri. Letak rumah Gayo biasanya membujur dari timur ke barat dan letak tangga yang menuju pintu masukbiasanya dari arah timur atau utara. Rumah yang dianggap normal letaknya dibangun di arah timur sampai barat, disebut bujur dan yang letaknya utara sampai selatan disebut lintang. Jika sama sekali tidak mengikuti arah mata angin, maka rumah seperti ini disebut sirung gunting. Rumah Adat gayo merupakan rumah panggung dengan tinggi tiang antara 2–2,5 meter dengan jumlah tiang 39 batang. Ada yang berbentuk persegi empat dan delapan, terbuat dari kayu, beratap ijuk, dan tidak menggunakan paku serta dapat bertahan selama ratusan tahun. Penggunaan tiang penyangga yang selalu berjumlah ganjil secara filosofi melambangkan nilai keislaman. Rumah adat Gayo memiliki tujuh ruang, dengan satu ruang utama yang dinamakan lepo. Rumah dengan tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan rumah dengan lima ruang memiliki 24 tiang. Tiang-tiang tersebut berdiri pada pondasi yang terbuat dari batu kali ataupun batu alam dan tiang-tiangnya terbuat dari kayu uyem pinus. • Lompong Sagu, Makanan Khas Kabupaten Aceh Singkil Makanan Khas Gayo Ada beberapa makanan yang biasanya hanya dapat ditemukan di Gayo. Makanan-makanan tersebut memiliki keunikan masing-masing, seperti makanan khas daerah lainnya. Ke indahan alam Takengon Di antaranya Gutel yang merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut dan garam yang dibentuk lonjong. Dua buah gutel yang sudah dibentuk kemudian disatukan dengan menggunakan daun pandan atau daun pisang, kemudian dikukus. Biasanya gutel sering dinikmati di pagi atau sore hari dengan ditemani secangkir kopi arabika maupun robusta khas Gayo. Ada juga makanan bernama lepat. Makanan ini biasanya menjadi sajian khas menjelang bahkan di bulan Ramadan atau menyambut Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Makanan ini, komposisinya terdiri dari tepung ketan yang dicampur dengan gula aren, diisi dengan kelapa parut yang juga dimasak dengan gula terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan daun pisang. Berikutnya sajian masakan ikan Masam Jeng. Makanan ini merupakan olahan ikan mujair, depik serta beberapa jenis ikan air tawar yang dimasak dengan kuah kuning dan bercita rasa asam pedas. Masam jeng juga terkadang dicampur dengan beberapa jenis sayuran seperti kentang, labu siam, kacang koro, dan untuk menambah aromanya terkadang ditambah daun gegarang serta buah empan andaliman. Seni dan Budaya Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian karena hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal antara lain tari Saman dan seni bertutur yang disebut Didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu, Sebuku /Pepongoten seni meratap dalam bentuk prosa, guru didong dan melengkan seni berpidato berdasarkan adat. Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong dan rajin mutentu. Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri mukemel. Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo. Menjemur kopi Bahasa Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai alat berinteraksi sehari-hari oleh suku Gayo. Bahasa Gayo ini mempunyai keterkaitan dengan Bahasa Suku Karo di Sumatra Utara. Bahasa ini termasuk kelompok bahasa yang disebut 'Northwest Sumatra-Barrier Islands' dari rumpun Bahasa Austronesia. Bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan Bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge, dan Gayo Lues'> Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan pengaruh Bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di Aceh Tamiang, sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu karena lebih dekat ke Sumatra Utara. Kemudian, Gayo Lues'> Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh Bahasa Alas dan Bahasa Karo karena interaksi yang lebih banyak dengan kedua suku tersebut lebih-lebih komunitas Gayo yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara. Dialek pada Suku Gayo, menurut Melalatoa, dialek Gayo Lut terdiri dari subdialek Gayo Lut dan Deret, sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues'> Gayo Lues terdiri dari subdialek Gayo Lues'> Gayo Lues dan Serbejadi. Subdialek Serbejadi sendiri meliputi sub-subdialek Serbejadi dan Lukup. Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek Bahasa Gayo sesuai dengan persebaran Suku Gayo tadi Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul. Namun demikian, dialek gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang dinamakan dialek Bukit dan Cik. Dalam Bahasa Gayo, memanggil seseorang dengan panggilan yang berbeda menunjukan tata krama, sopan santun, dan rasa hormat. Seperti pemakaian ko dan kam yang keduanya berarti kamu atau anda. Panggilan ko biasa digunakan orang tua atau lebih tua kepada yang muda. Sementara itu kata kam lebih sopan dibandingkan dengan ko. Bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan Bahasa Gayo lainnya.SerambiWIKI/Mahyadi/Hendri
\n \nciri khas unik dari sulaman gayo
Dariribuan suku bangsa tersebut, kali ini kamu akan mengetahui 10 suku bangsa di Indonesia beserta ciri-cirinya, antara lain: Suku Jawa. Mendominasi Indonesia dengan angka 40,20%, suku Jawa memiliki ciri khas berupa pertunjukan wayang kulit, alat musik gamelan, dan senjata tradisional keris. Suku Sunda.
Aceh adalah provinsi yang terletak di bagian utara Pulau Sumatera. Wilayah tersebut terkenal dengan tempat wisatanya yang indah dan mempesona. Namun dibalik itu, terhitung ada 10 suku adat yang menempati wilayah Provinsi Aceh. Maka tak heran masyarakat Aceh memiliki baju adat yang beragam dan unik. Adapun suku yang tinggal di tanah Aceh, yaitu Suku Julu, Suku Haloban, Suku Sigulai, Suku Devayan, Suku Kluet, Suku Melayu Tamiang. Kemudian, Suku Aneuk Jamee, Suku Alas, dan Suku Gayo. Meski memiliki banyak suku, masyarakat mampu hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lain. Buat kamu yang penasaran mengenai pakaian adat Aceh. Yuk, simak infonya berikut ini. Baca sampai bawah ya! 1. Kain Kerawang Gayo * sumber Kain Kerawang Gayo merupakan pakaian adat yang berasal dari Suku Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Pakaian adat satu ini memiliki ciri khas sendiri pada motifnya yang indah dan penuh makna. Terdapat warna hijau, kuning, putih, merah, dan hitam. Tentunya warna tersebut memiliki makna mendalam bagi masyarakat Suku Gayo. Untuk warna hijau mempresentasikan rakyat yang hidup damai dan berdampingan satu sama lain. Warna kuning melambangkan raja atau kekuasaan maupun keberanian. Warna putih memiliki makna sebagai petinggi agama atau seseorang yang takut kepada Tuhannya. Lalu, warna merah melambangkan petuah adat dari Suku Gayo. Terakhir warna hitam yang merujuk pada tanah sebagai dasar untuk berpijak. Awalnya kain khas satu ini hanya digunakan saat upacara adat saja. Namun, sekarang masyarakat banyak menggunakannya sebagai trend fashion pakaian adat Aceh. Tidak sedikit pula yang memakainya untuk acara pernikahan nan sakral. Pada tahun 2017, kain Kerawang Gayo ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kemendikbud RI. Saat ini kain Kerawang Gayo sudah merambah pasar nasional maupun internasional. 2. Sileuweu * sumber Sileuweu salah satu pakaian adat asal Aceh yang sering digunakan dalam acara pernikahan. Pakaian sileuweu memiliki bentuk celana dengan motif berciri khas. Nama lain dari sileuweu, yaitu cekak musang yang digunakan untuk wanita. Pakaian adat satu ini identik dengan warna hitam, kuning emas, dan merah. Kedua warna itu memiliki makna tersendiri. Warna hitam melambangkan ketegasan. Warna kuning emas menggambarkan kesultanan atau kekuasaan. Saat memakai sileuweu harus didampingi dengan sarung songket. Sarung tersebut terbuat dari sutra yang halus dan lembut. Cara pakainya cukup diikatkan pada pinggang dan batas panjangnya sekitar 10 cm di atas lutut. Ada tiga nama sarung khusus untuk sileuweu, yaitu Sarung Ija Krong, Sarung Ija Sangket, dan Sarung Ija Lamgugap. 3. Baju Kurung * sumber Baju kurung merupakan baju adat Aceh yang kental dengan budaya Islam. Pakaian satu ini memiliki ukuran besar sehingga longgar dikenakan oleh wanita. Tujuannya agar tidak memperlihatkan bentuk tubuh pada wanita. Bentuk bajunya panjang menutupi pinggul wanita. Untuk bagian lengan juga panjang sampai pergelangan tangan. Pengaruh budaya Islam sangat terasa pada pakaian adat baju kurung ini. Di bagian leher terdapat kerah dengan ukiran benang emas. Pakaian adat baju kurung memiliki ciri khas pada bagian depan wanita, yaitu boh dokma. Benda tersebut merupakan perhiasan yang melambangkan kejayaan. Untuk menutupi bagian kaki, biasanya menggunakan sarung Ija Krong Sungket yang terbuat dari bahan sutra. 4. Meukeutop * sumber Meukeutop merupakan topi atau penutup kepala pria yang masuk dalam pakaian adat Aceh. Penutup kepada sering digunakan oleh pria Aceh dalam acara tertentu. Biasanya acara besar dan sakral, seperti pernikahan maupun upacara adat. Penutup kepala satu tidak hanya berkaitan dengan adat saja. Akan tetapi juga erat hubungannya dengan hukum, kanun, dan reusam. Ketiga hubungan itu murni berasal dari mayoritas budaya masyarakat Aceh tanpa pencampuran budaya lainnya. Warna pada bagian meukeutop tentunya memiliki filosofi yang kaya makna. Warna merah memiliki arti jiwa kepahlawanan, berani, dan bertanggung jawab. Warna hijau melambangkan sejuk yang artinya kesejukan dalam memeluk agama Islam. Warna hitam memberikan makna ketegasan dalam mengambil segala keputusan. Selanjutnya warna kuning memiliki arti kenegaraan, kecintaannya terhadap tanah air. Terakhir warna putih, mempunyai makna ikhlas dan suci. Filosofi tersebut diberikan oleh leluhur nenek moyang wilayah Aceh yang masih dipertahankan hingga saat ini. 5. Meukasah * sumber Meukasah merupakan pakaian adat atasan untuk kaum laki-laki Aceh. Warna baju pakaian adat ini didominasikan warna hitam. Kemudian terdapat beberapa motif dengan benang emas. Warna hitam memiliki makna kebesaran atau kekuasaan. Sehingga cocok digunakan oleh laki-laki. Proses pembuatan baju ini dengan cara ditenun dari bahan sutera. Tentu hasil yang didapatkan bagus dan nyaman saat dipakai dalam waktu lama. Untuk sulaman warna emas menggambarkan kemewahan dari pakaian adat meukasah ini. Baju meukasah pasangannya celana meukasah. Celananya terbuat dari sutera dengan warna hitam polos. Bagian celana meukasah terlihat longgar karena masih erat dengan budaya Islam. Lalu, dari pinggang sampai lutut ditutupi oleh sarung khas Aceh. Lalu, pada bagian pinggang diselipkan senjata tradisional Aceh. Senjata itu bernama rencong yang terbuat dari gading, besi, kayu, dan perak. Rencong pada pakaian adat melambangkan keberanian dan kebesaran dari seorang pria. 6. Cekak Musang * sumber Cekak Musang adalah pakaian adat yang digunakan oleh wanita Aceh. Bentuknya seperti celana yang panjangnya sampai di atas maka kaki. Cekak musang hampir sama dengan celana sileweu yang dipakai oleh pria. Bedanya warna cekak musang bervariasi mengikuti warna baju yang dipakai. Terdapat hiasan sulaman benang emas pada bagian pergelangan kaki. Pemakaian cekak musang harus didampingi sarung songket. Proses pembuatan songket dengan cara ditenun dari bahan sutera. Yang membedakannya dengan pakaian laki-laki, yaitu sarungnya lebih panjang sampai bawah lutut. 7. Patam Dhoe * sumber Patam Dhoe merupakan perhiasan adat yang sering digunakan oleh wanita. Penggunaan perhiasan pada wanita memang lebih banyak dibandingkan laki-laki. Patam dhoe sendiri terbagi dua, yaitu penutup kepala dan aksesori. Bentuk patam dhoe menyerupai lilitan bunga di mahkota wanita. Bunga tersebut tersusun dengan rapi yang menunjukan kesan elegan. Patam dhoe memang diperuntukan untuk hiasan kepala wanita berhijab. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat masyarakat Aceh mayoritas beragama Islam. Aksesori yang digunakan beraneka ragam, seperti hiasan tangan, anting, gelang, bros, dan kalung perhiasan. Dari ujung kepala hingga ujung kaki wanita dipenuhi dengan aksesori perhiasan. Tentu ada makna mendalam mengenai warna emas, yaitu kejayaan dan kesultanan. Bagi masyarakat Aceh pakaian adat merupakan lambang kebesaran dan kebijaksanaan. Sebab itu, sampai saat ini penggunaan baju adat Aceh masih sangat populer sampai di kalangan anak muda. Semoga artikel ini dapat memberikan pengetahuanmu mengenai pakai adat Provinsi Aceh. Cirikhas unik dari Sulaman Gayo.. Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara.. Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk.. Lagu yang berjudul Cening putri ayu berasal dari daerah.. Nama alat musik Sampe berasal dari daerah.. Pada motif hias meander memiliki bentuk.. Contoh soal ulangan terbaru UTS Seni Budaya Keterampilan SBK Semester 2 Kelas 6 SD/MI Tahun Ajaran 2017/2018. Sumber materi soal ulangan sesuai dengan kisi-kisi, kurikulum 2013 K13 dan buku paket dan berkas lembar soal ulangan tengah semester genap. Soal Ulangan UTS SBK Kelas 6 Semester 2 Dibawah ini adalah 35 soal latihan UTS mata pelajaran SBK/SBdP sebagai bahan acuan persiapan menghadapi ulangan semester 2/genap dan bisa di download. I. Berilah tanda silang X pada jawaban yang tepat! 1. Jenis tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata disebut tari........ a. klasik b. rakyat c. modern d. kreasi baru 2. Motif gambar yang dibuat dengan pola teratur dan digunakan sebagai hiasan disebut......... a. motif hias b. relief c. patron d. disain 3. Alat musik kecapi dimainkan dengan cara...... a. ditiup b. digesek c. dipetik d. digoyang 4. Sebelum adanya bahan baku kain, nenek moyang kita membuat motif hias pada......... a. tembok b. tubuh dan kulit kayu c. tempurung kelapa d. batu cadas 5. Dibawah ini adalah salah satu jenis alat musik petik, yaitu....... a. gong b. bonang c. siter d. simbal 6. Jenis batik Jawa motif garis-garis disebut motif......... a. abstrak b. lurik c. truntum d. jumputan 7. Salah satu ciri khas motif sulaman kasab timbul yaitu......... a. disulam dari benang jahit warna-warni b. sulaman disusun secara teratur dan berulang-ulang c. bagian dalam motif sulaman diisi potongan karton d. motif sulaman berupa motif geometris 8. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan suasana pantai adalah....... a. anging mamiri b. bubuy bulan c. apuse d. praon 9. Ciri khas dari motif poleng terdapat pada makna simboliknya. Motif kotak-kotak hitam dan putih secara berselang-seling mengandung makna......... a. baik dan buruk b. hambar dan asin c. laki-laki dan perempuan d. api dan air 10. Jenis gambar ilustrasi disebut juga gambar......... a. cerita b. dekorasi c. drama d. Karikatur 11. Nama alat lukis untuk menggambar yang tidak memerlukan pengencer yaitu......... a. cat poster b. cat air c. konte d. tinta 12. Dalam menggambar ilustrasi suasana alam sekitar, bingkai pemandang memiliki fungsi untuk...... a. memilih sudut pandang suasana alam yang paling menarik b. membidik gambar suasana alam dalam bentuk foto c. membuat sketsa kasar suasana alam yang diamati d. membingkai gambar suasana alam yang telah dibuat 13. Jenis alat musik yang dinamakan Sampek berasal dari daerah..... a. Jawa Barat b. Jawa Tengah c. Kalimantan d. Papua 14. Nama gendang yang terdapat di Papua, Kalimantan Tengah, dan Maluku disebut Gendang........ a. Jawa b. tifa c. melayu d. karo 15. Jensi musik Thek-Thek atau Kentungan berasal dari provinsi......... a. Jawa Barat b. Jawa Timur c. Jawa Tengah d. Papua 16. Nama tangga nada yang digunakan dalam lagu ”Soleram” yaitu........ a. diatonik mayor b. diatonik minor c. pentatonik d. septatonik 17. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan kegagahan burung garuda dan yang menjadi lambang negara kita yaitu lagu......... a. Manuk Dadali b. Apuse c. Gundhul Pacul d. Soleram 18. Jenis musik Thek-Thek atau Kentungan dimainkan oleh............orang. a. 20 sampai 30 b. 20 sampai 40 c. 30 sampai 40 d. 30 sampai 50 19. Pola garis-garis di lantai yang dibentuk oleh formasi penari disebut........ a. properti b. pola lantai c. pola tari d. ekspresi 20. Bentuk pola lantai dalam karya seni tari harus disesuaikan dengan....... a. jumlah penari, gerak tari, dan tempat pertunjukan b. busana, tata rias, dan panggung c. panggung, properti, dan tata rias d. tata lampu, busana, dan gerak 21. Seni tari Kuda Gepang Putri berasal dari daerah....... a. Sumatra Selatan b. Kalimantan Selatan c. NTB d. Maluku 22. Seorang Koreografer dapat menunjukkan kemampuannya dalam mencipta karya tari melalui........ a. pergelaran b. wawasan c. apresiasi d. ekspresi 23. Dalam Tari Kuda Kepang diperagakan secara....... a. berpasangan b. duet c. berkelompok d. perseorangan 24. Nama tarian yang berasal dari daerah Surakarta yaitu tari....... a. Lengger b. Srimpi c. Jaipongan d. Remo 25. Nama musik gambang kromong berasal dari daerah...... a. bali b. Madura c. Jakarta d. lampung Soal UTS SBK Kelas 6 Semester 2 II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar! Alat musik Pianika termasuk kategori alat musik........ Ciri khas unik dari Sulaman Gayo........ Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara........ Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk........ Lagu yang berjudul Cening putri ayu berasal dari daerah....... Nama alat musik Sampe berasal dari daerah........ Pada motif hias meander memiliki bentuk........ Sebuah gambar yang berfungsi untuk menerangkan teks atau cerita agar lebih mudah dipahami disebut gambar........ Sebutkan 2 contoh jenis alat musik yang dimainkan dengan cara digoyang adalah........ Suatu rangkaian nada-nada yang bergerak naik turun disebut........ Download Soal SBK Kelas 6 Semester 2 Ikuti terus blog Zona Soal ini agar kalian mendapatkan rangkuman materi pelajaran dan kumpulan contoh soal-soal latihan seperti soal Ulangan Tengah Semester UTS, soal Ulangan Akhir Semester UAS, soal Ulangan Kenaikan Kelas UKK, Ulangan Bersama atau Ujian Nasional UN untuk SD, MI, SMP, SMA, SMK maupun MTs yang telah disesuaikan dengan kisi-kisi tahun ajaran terbaru. Demikian contoh latihan soal UTS Mata pelajaran Seni Budaya Keterampian SBK, Seni Budaya dan Prakarya SBdP Semester 2 untuk Sekolah Dasar kelas 6 dan MI. Semoga bermanfaat, selamat belajar dan SUKSES. e3hy.
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/153
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/10
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/292
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/59
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/257
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/175
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/239
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/81
  • 3jid6vhqj8.pages.dev/60
  • ciri khas unik dari sulaman gayo