loading...Orang tua memiliki peran penting dalam mengenalkan Islam kepada anak. Salah satunya adalah mengenalkan sirah nabawiyah. Foto ilustrasi/its Orang tua memiliki peran penting dalam mengenalkan Islam kepada anak. Salah satunya adalah mengenalkan sirah nabawiyah sejarah Nabi Muhammad Shallalahu'alaihi wa sallam. Dari sirah Nabawiyah, anak akan menemukan sosok teladan utama atau akhlaq utama yakni sabar, tabah, pemberani, penyang, baik hati, dan lain menerapkan cara mendidik anak sesuai Islam , diharapkan si kecil dapat memiliki akhlak atau pribadi yang baik sehingga siap bersaing di masa depan. Mengajarkan dasar-dasar agama Islam kepada anak merupakan kewajiban setiap orangtua. Pendidikan sejarah nabi, misalnya, akan menumbuhkan iman pada diri anak sehingga dapat tumbuh menjadi pribadi yang memegang teguh ajaran Islam dalam kehidupannya. Baca Juga Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallalahu'alaihi wa sallam bersabda“Didiklah anak-anakmu atas tiga hal, yaitu mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Al-Qur’an, karena orang mengamalkan Al-Qur’an nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci”Menurut Priani, Kepala Taman Tahfizh Anak Usia Dini Al Hanif Jombang, agar anak mencintai Nabi Muhammad Shallalahu'alaihi wa sallam, tentunya harus mengenalkan sosok Nabi Muhammad Shallalahu'alaihi wa sallam ke anak-anak sejak usia ahamkan ke anak-anak mengapa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus Nabi Muhammad Shallalahu'alaihi wa sallam? Alasannya karena manusia butuh seorang Nabi/Rasul. Kehidupan manusia butuh diatur oleh Pencipta manusia, yaitu Allah Subhanahu wa Ta' menambahkan, dijelaskan bahwa Sang Pencipta Al Khaliq Maha Mengetahui yang terbaik bagi manusia, sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala juga membuat aturan untuk manusia Al Mudabbir berupa Syariat Islam. Agar syariat ini dipahami manusia, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus manusia pilihan untuk menyampaikannya syariat-Nya. Rasulullah utusan Allah ini yang berdakwah dengan mengajak manusia menyembah Allah Ta'ala. dan taat kepada-Nya. Jika manusia hidup tanpa aturan Allah yang ada, maka akan terjadi kehancuran. Contohnya saja, jika tidak ada aturan makanan halal dan haram, maka mungkin manusia akan makan kotorannya sendiri. Jika manusia bebas tanpa aturan, apa bedanya manusia seperti hewan. Contohnya, babi yang makan kotorannya sendiri. Baca Juga Kedua, setelah anak memahami kenapa manusia butuh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Selanjutnya anak dipahamkan bahwa kita wajib meneladani Rasulullah Shallalahu'alaihi wa sallam. Bahwa Rasulullah Shallalahu'alaihi wa sallam adalah manusia terbaik pilihan Allah Ta'ala. Dalam Al Qur'an surat Al-Ahzab ayat 21, disebutkan “Telah ada dalam diri Rasulullah Suri tauladan yang baik”.Sebagai muslim yang taat kepada Allah Ta'ala tentunya akan meneladani Rasulullah Shallalahu'alaihi wa sallam secara totalitas. Baik aspek individu, keluarga maupun negara. Dalam aspek individu, Rasullah Shallalahu'alaihi wa sallam sosok yang paling rajin beribadah, memiliki kepribadian yang aspek keluarga, Beliau menjadi ayah, suami dan kerabat yang baik. Sayang kepada anak dan keluarga. Dalam aspek negara, Rasulullah Shallalahu'alaihi wa sallam merupakan kepala negara di Madinah ra’is ad-dawlah. Kepemimpinan seperti Beliau sangat dinantikan saat ini. Pemimpin yang menerapkan Syariat Islam secara anak-anak memahami bahwa ketika seorang muslim meneladani Rasulullah Shallalahu'alaihi wa sallam merupakan perintah Allah Ta'ala Dalam surat An Nisa’ ayat 64 disebutkan bahwa, “Tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.” Totalitas dalam meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berarti menerima dan menerapkan sistem pemerintahan Islam yang telah diwariskan itu, jelas Priani, agar anak semakin mencintai Nabi Muhammad Shallalahu'alaihi wa sallam, ayah bunda perlu lebih rajin membacakan sirah Nabawiyah. Pembahasan mulai nasab Rasulullah Shallalahu'alaihi wa sallam, siapa ayahnya, bundanya, kakeknya. Kisah dilanjutkan bagaiamana masa kecil, remaja hingga menjadi bapak dari anak-anaknya. Selanjutnya masa beliau diangkat menjadi seorang Rasul dan fase dakwah di Mekkah. Tekankan bagaimana gambaran berdakwah di fase Mekkah dengan banyak rintangan hingga berhasil mendirikan negara Islam di Madinah. Selanjutnya kisah Beliau di Madinah sebagai kepala negara. Mengatur urusan kenegaraan berdasarkan syariat Islam. Dakwah dan jihad menjadi nafas kehidupan Rasulullah hingga Beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Baca Juga Wallahu A'lam widDiantara ulama di zaman modern yang keilmuannya diakui oleh para ulama se-dunia adalah Syaikh Abu Al-Hasan Ali An-Nadwi Rha.a. Beliau adalah ahli ilmu yang juga penulis terbaik sirah nabawiyah. Membaca sejarah Syaikh Ali An-Nadwi, tidak bisa dilepaskan dari Maulana Ilyas Kandhalawi Rha.a (penggagas gerakan dakwah jamaah Tabligh) yang juga keturunan Abu Bakar Ass-Sidiq radhiyallahu'anhu. Error Paraulama menggariskan sumber-sumber berikut dalam pengajian sirah. 1. Al-Quran. Al Quran merupakan sandaran utama dalam memahami ciri-ciri umum mengenai kehidupan Rasulullah S.A.W. Ianya juga merupakan rujukan utama untuk memahami sifat-sifat umum Rasulullah S.A.W dan mengenal tahap-tahap umum dari sirah yang mulia ini.
Ada beberapa pelajaran penting dari hijrah nabi yang bisa kita ambil. Pertama Peristiwa hijrah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam merupakan peristiwa terbesar dalam sejarah Islam, bahkan pengkaji sirah nabawiyah mengaitkan dengan peristiwa kenabian, di awal kenabiannya ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersama Khadijah radhiyallahu anha menghadap Waraqah bin Naufal, Waraqah memberitahukannya, “Sekiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Akankah mereka mengusirku?” “Ya”, jawab Waraqah. “Tidak ada seorang pun yang datang membawa ajaran yang serupa dengan yang kamu bawa, melainkan akan dimusuhi dianiaya.” HR. Bukhari, no. 3 Kedua Perintah hijrah ditinjau dari sisi waktunya maupun tempatnya merupakan wahyu dari Allah. Imam Bukhari rahimahullah menyebutkan, “Abu Musa berkata meriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam , dia bersabda, Saya melihat dalam mimpi bahwa saya berhijrah dari Makkah ke negeri yang dipenuhi pohon kurma, saya menduga ke Yamamah atau Hijr, ternyata ke Madinah dulu Yatsrib.” Fath Al-Bari, 7231 Ketika itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberitahukan Abu Bakar radhiyallahu anhu, “Saya telah diizinkan untuk berhijrah.” Abu Bakar bertanya, “Saya menemanimu, wahai Rasulullah?” HR. Bukhari, no. 3905 Bahkan berita hijrah ini pun sudah diketahui oleh kaum Nashrani seperti yang dikisahkan dalam perjalanan Salman Al-Farisi radhiyallahu anhu yang melakukan perjalanan dari Persia lalu ke Syam, lalu ke Mosul, lalu ke Nashibin, lalu ke Amuriyyah, lalu ke kota Madinah. Dari seorang pemuka Nashrani di Amuriyyah memberitahukan kepada Salman sebagaimana dalam potongan hadits dari kisah panjang tersebut berikut ini. قَالَ ثُمَّ نَزَلَ بِهِ أَمْرُ اللَّهِ فَلَمَّا حَضَرَ قُلْتُ لَهُ يَا فُلانُ ! إِنِّي كُنْتُ مَعَ فُلانٍ ، فَأَوْصَى بِي فُلانٌ إِلَى فُلانٍ ، وَأَوْصَى بِي فُلانٌ إِلَى فُلانٍ ، ثُمَّ أَوْصَى بِي فُلَانٌ إِلَيْكَ ، فَإِلَى مَنْ تُوصِي بِي وَمَا تَأْمُرُنِي ؟ قَالَ أَيْ بُنَيَّ ! وَاللَّهِ مَا أَعْلَمُهُ أَصْبَحَ عَلَى مَا كُنَّا عَلَيْهِ أَحَدٌ مِنْ النَّاسِ آمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَهُ ، وَلَكِنَّهُ قَدْ أَظَلَّكَ زَمَانُ نَبِيٍّ ، هُوَ مَبْعُوثٌ بِدِينِ إِبْرَاهِيمَ ، يَخْرُجُ بِأَرْضِ الْعَرَبِ مُهَاجِرًا إِلَى أَرْضٍ بَيْنَ حَرَّتَيْنِ الحرة الأرض ذات الحجارة السود ، بَيْنَهُمَا نَخْلٌ ، بِهِ عَلامَاتٌ لا تَخْفَى يَأْكُلُ الْهَدِيَّةَ وَلا يَأْكُلُ الصَّدَقَةَ ، بَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ ، فَإِنْ استَطَعْتَ أَنْ تَلْحَقَ بِتِلْكَ الْبِلادِ فَافْعَلْ “Orang itu berkata, Wahai anakku, demi Allah, aku tidak mengetahui seorangpun yang akan aku perintahkan kamu untuk mendatanginya. Akan tetapi telah hampir tiba waktu munculnya seorang nabi, dia diutus dengan membawa ajaran Nabi Ibrahim. Nabi itu akan keluar diusir dari suatu tempat di Arab kemudian berhijrah menuju daerah antara dua perbukitan. Di antara dua bukit itu tumbuh pohon-pohon kurma. Pada diri nabi itu terdapat tanda-tanda yang tidak dapat disembunyikan, dia mau makan hadiah tetapi tidak mau menerima sedekah, di antara kedua bahunya terdapat tanda khatam nubuwwah tanda kenabian. Jika engkau bisa menuju daerah itu, berangkatlah ke sana!’.” HR. Ahmad, 5441. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan. Ketiga Hijrah ke Madinah bukanlah rekreasi yang diinginkan orang Muhajirin dan bukan pula karena Makkah merupakan negeri berpenyakit, sehingga mereka gembira dengan berita wajibnya hijrah dari Makkah. Akan tetapi, itu adalah satu perintah yang dibebankan yang berkaitang dengan akidah yang mereka yakini kebenarannya, dan berkaitan dengan karakter risalah Islam yang harus disampaikan kepada orang lain. Keempat Bergegasnya para sahabat Rasulullah radhiyallahu anhum melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terhadap hijrah ke Madinah dengan meninggalkan anak, harta, dan tanah air. Tidak ada yang tertinggal di Makkah kecuali orang yang dikehendaki Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk tinggal, atau memang bertahan atau memiliki uzur lainnuya, dan jumlah mereka sangat sedikit. Hal ini mengingatkan kita untuk melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berhati-hati dari mengingkarinya berdasarkan firman Allah Ta’ala, لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian yang lain. Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung kepada kawannya, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” QS. An-Nuur 63. Kelima Peristiwa hijrah mengandung kemuliaan yang istimewa bagi Abu Bakar radhiyallahu anhu, dia yang dipilih oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai kawan dalam hijrah, Abu Bakar menyerahkan anaknya, pembantunya, dan hartanya untuk keperluan hijrah, cukuplah firman Allah yang membenarkannya, ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا “Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”.” QS. At-Taubah 40 Ibnu Taimiyyah dalam Minhajus Sunnah 8419 berkata, “Siapa yang mengamati mencermati ini pasti menemukan kelebihan-kelebihan Abu Bakar Ash-Shiddiq atas sahabat-sahabat yang lain yang disebutkan dalam banyak hadits yang sahih.” Hadits ini pun jadi bukti keutamaan Abu Bakar dari sisi amalan. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat, “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.” Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” HR. Muslim no. 1028. Abu Bakar Al-Muzani berkomentar tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ’anhu, “Tidaklah Abu Bakar itu melampaui para sahabat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam semata-mata karena banyaknya mengerjakan puasa atau shalat, akan tetapi karena iman yang bersemayam di dalam hatinya.” Mengomentari ucapan Al-Muzani tersebut, Ibnu Ulayyah mengatakan, “Sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya adalah rasa cinta kepada Allah azza wa jalla dan sikap nasihat ingin terus memberi kebaikan terhadap sesama.” Jami’ Al-’Ulum wa Al-Hikam oleh Ibnu Rajab, 1225. Baca Juga Sikap Abu Bakar dalam Menerima Berita Isra Mikraj Keenam Peristiwa hijrah ini menunjukkan keistimewaan Ali bin Abi Thalib karena dialah yang tidur di tempat tidur Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menggantikan posisi yang sangat berbahaya, mempertaruhkan nyawa dengan satu keyakinan bahwa Allah akan menjaga dan melindunginya, dia melaksanakan segala tugas dan tanggungjawab yang dibebankan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepadanya, padahal saat itu usia Ali masih 23 tahun. Ali radhiyallahu anhu berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan janji kepadaku لاَ يُحِبُّكَ إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضُكَ إِلاَّ مُنَافِقٌ Tidak ada yang mencintai kamu, melainkan dia orang beriman dan tidak ada yang membencimu, melainkan dia itu munafik.” HR. Ahmad, 195. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini sesuai syarat syaikhain. Ketujuh Pada hadits Aisyah radhiyallahu anha bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengunjungi Abu Bakar radhiyallahu anhu, ini menunjukkan kunjungan orang tua terhadap orang muda, jadi kunjungan itu bukan hanya dari yang muda pada yang tua saja. Abu Bakar lahir tahun 573 Masehi, sedangkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pada 571 M. Kedelapan Di antara perkataan Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam datang dan meminta izin untuk masuk rumah lalu diizinkan baginya. Berdasarkan penjelasan tersebut, kita mengambil satu adab di antara adab memasuki rumah, yaitu meminta izin untuk masuk. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saja masih meminta izin untuk masuk. Padahal beliau adalah orang istimewa dan mempunyai kedudukan seperti yang difirmankan Allah Yang Mahatinggi, النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ “Nabi itu hendaknya lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri.” QS. Al-Ahzab 6 Adab ketika masuk ke rumah orang Pertama Mengucapkan salam Dalam ayat disebutkan, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 27 فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ 28 لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ 29 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu “Kembali sajalah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.” QS. An-Nuur 27-29 Kedua Meminta izin itu tiga kali Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, الاسْتِئْذَانُ ثَلاثٌ ، فَإنْ أُذِنَ لَكَ وَإِلاَّ فَارْجِعْ “Meminta izin itu tiga kali. Maka, jika diizinkan, engkau boleh masuk, dan jika tidak maka kembalilah.” HR. Bukhari, no. 6245 dan Muslim, no. 2157 Ketiga Meminta izin punya maksud untuk menjaga pandangan dari yang haram Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إنَّمَا جُعِلَ الاسْتِئذَانُ مِنْ أجْلِ البَصَرِ “Sesungguhnya ditetapkannya meminta izin itu hanya karena masalah menjaga pandangan.” HR. Bukhari, no. 6241 dan Muslim, no. 2156 Keempat Jika diizinkan masuk, barulah masuk. Dari Rib’i bin Hirasy, ia berkata, حَدَّثَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَامِرٍ أنَّهُ اسْتَأذَنَ عَلَى النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – وَهُوَ في بيتٍ ، فَقَالَ أألِج ؟ فَقَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – لِخَادِمِهِ أُخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمهُ الاسْتِئذَانَ ، فَقُلْ لَهُ قُلِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ، أأدْخُل ؟ فَسَمِعَهُ الرَّجُلُ ، فَقَالَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ ، أَأَدْخُل ؟ فَأذِنَ لَهُ النَّبيُّ – صلى الله عليه وسلم – فدخلَ . “Seorang lelaki dari Bani Amir bercerita kepada kami bahwa ia pernah meminta izin kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau ada di rumah. Orang tersebut berkata, Apakah aku boleh masuk?’ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun berkata kepada pembantunya, Keluarlah kepada orang tersebut, lalu ajarkanlah ia cara meminta izin.’ Ajarkanlah kepadanya, Ucapkanlah assalaamu alaikum, bolehkah aku masuk?’ Orang tersebut pun mendengarnya, lantas ia mengucapkan, Assalamu aaikum, bolehkah aku masuk?’ Lantas Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun mengizinkannya, setelah itu ia pun masuk.” HR. Abu Daud, no. 5177 dengan sanad shahih Kelima Cara meminta izin adalah dengan memperkenalkan nama. Dari Ummu Hani radhiyallahu anha, ia berkata, أتيتُ النَّبيَّ – صلى الله عليه وسلم – وَهُوَ يَغْتَسِلُ وَفَاطِمَةُ تَسْتُرُهُ ، فَقَالَ مَنْ هذِهِ ؟ فقلتُ أنا أُمُّ هَانِىءٍ “Aku datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau sedang mandi, dan Fatimah menutupinya. Maka beliau berkata, Siapakah ini?’ Aku menjawab, Ummu Hani.’ HR. Bukhari, no. 357 dan Muslim, no. 336 Dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata, أتَيْتُ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – فَدَقَقْتُ البَابَ ، فَقَالَ مَنْ هَذَا ؟ فَقُلتُ أَنَا ، فَقَالَ أنَا ، أنَا ! كَأنَّهُ كَرِهَهُ “Aku datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu mengetuk pintu. Maka beliau berkata, Siapakah ini?’ Aku menjawab, Aku.’ Beliau lantas berkata, Aku, aku.’ Seolah beliau membencinya.” HR. Bukhari, no. 6250 dan Muslim, no. 2155 Kesembilan Dalam perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, untuk tetap tinggal setelah kepergian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menunaikan segala amanah orang Quraisy yang ada di rumah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terdapat dua hikmah Kontradiksi yang sangat ajaib dalam praktik kafir Quraisy. Mereka mengetahui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terkenal dengan Al-Amin yang terpercaya, bahkan menitipkan harta benda mereka kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika sukar menemukan orang lain yang bisa dipercaya. Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberitahukan ia utusan Allah dan mengajak mereka kepada Allah, mereka menuduh Nabi sebagai tukang sihir, pendusta, dan perkataan-perkataan yang keji lainnya. Kendati nyawa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam bahaya serta intimidasi orang kafir terhadap dirinya terus berlangsung, dia tetap tidak melupakan tanggung jawabnya terhadap sesama manusia. Hal ini menunjukkan kepada kita betapa besarnya tanggung jawab kita kepada sesama manusia. Kita tidak boleh mengabaikannya, baik yang berkaitan dengan hak-hak materi maupun non-materi, seperti mengganggu kehormatannya dan sebagainya. Hal ini adalah perkara yang banyak diabaikan oleh manusia, mereka tidak menjaga hak-hak orang lain, baik yang berkaitan dengan materi seperti harta benda dan semisalnya. Ataupan non-materi yaitu seperti ghibah menggunjing, namimah mengadu domba, mengolok-olok, menghina, mencaci, mencela, pahala ia adalah hak-hak orang yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan dalam khutbah hari penyembelihan qurban di Mina ketika Haji Wada’, فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِى بَلَدِكُمْ هَذَا فِى شَهْرِكُمْ هَذَا “Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian untuk mengambilnya dengan aniaya, seperti mulianya hari ini 10 Dzulhijjah, mulianya negeri ini tanah suci, mulianya bulan ini Dzulhijjah.” HR. Bukhari, no. 1739 dan Muslim, no. 1679 Kesepuluh Ketika Abu Bakar radhiyallahu anhu menawarkan unta yang dipersiapkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau lantas berkata, “Biar aku membayarnya.” Disebutkan inti dari perbuatan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut adalah beliau menginginkan hijrahnya tersebut sempurna dengan jiwa dan hartanya karena mengharapkan keutamaan dan kesempurnaan dalam hijrah dan jihad di jalan Allah. Barangkali juga menjadi pelajaran untuk seorang dai supaya tidak mengharapkan pemberian dari orang, harus mempunyai hati yang bersih, yang kerisauannya hanyalah untuk memperbaiki hati manusia dan memberi hidayah kepada mereka, tanpa melihat apa yang ada di tangan mereka. Kesebelas Ketika orang kafir sampai di depan gua tempat Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersembunyi. Apabila salah seorang di antara mereka melihat ke bawah kakinya pasti ia akan melihat keberadaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiyallahu anhu. Pada situasi seperti itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Abu Bakar radhiyallahu anhu, مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا “Bagaimana menurutmu, wahai Abu Bakar terhadap dua orang yang ketiganya adalah Allah.” HR. Bukhari, no. 3653 dan Muslim, no. 2381 Hal ini menunjukkan kekuatan iman, keyakinan yang benar, penyerahan diri yang hakiki terhadap Allah Ta’ala, yang kita selalu perlu diingatkan, khususnya hati sebagian orang yang selalu terkait dengan dunia, lalai dari beriman kepada Allah dan tawakkal kepada-Nya. Kedua belas Perhatikan perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Bagaimana menurutmu, wahai Abu Bakar terhadap dua orang yang ketiganya adalah Allah.” HR. Bukhari, no. 3653 dan Muslim, no. 2381. Nabi ketika itu tidak berkata, “Bagaimana menurutmu, terhadap Rasul yang bersamanya adalah Allah” atau “Bagaimana menurutmu, terhadapku dan kamu yang bersama kita adalah Allah” atau ungkapan lain yang menyebutkan tentang keistimewaan Rasul shallallahu alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiyallahu anhu, tetapi Nabi menyebut “Bagaimana menurutmu terhadap dua orang”, kalimat ini mencakup setiap mukmin yang yakin dengan pertolongan Allah. Ini adalah kaidah yang berlaku umum, bukan khusus pada situasi ini saja. Jadi, mencakup setiap mukmin yang yakin kepada Allah bahwa Allah bersamanya, membela, dan menolongnya. Ketiga belas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sahabatnya tinggal selama tiga hari di gua. Gua itu berarti suatu rongga sempit yang berada di sebuah gunung, gelap, kotor, seram, tempat sarang hewan-hewan berbisa dan serangga. Namun, di tempat itulah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama tiga hari. Namun ada yang hidup di istana mewah tetapi tidak tenang dan tentram. Karena letak bahagia sejati adalah iman di hati. Para salaf mengatakan, لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ “Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang.” Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” HR. Bukhari, no. 6446 dan Muslim, no. 1051 Dalam riwayat Ibnu Hibban, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi nasehat berharga kepada sahabat Abu Dzar. Abu Dzar radhiyallahu anhu berkata, قَالَ لِي رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرّ أَتَرَى كَثْرَة الْمَال هُوَ الْغِنَى ؟ قُلْت نَعَمْ . قَالَ وَتَرَى قِلَّة الْمَال هُوَ الْفَقْر ؟ قُلْت نَعَمْ يَا رَسُول اللَّه . قَالَ إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْب ، وَالْفَقْر فَقْر الْقَلْب “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata padaku, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itulah yang disebut kaya ghoni?” “Betul,” jawab Abu Dzar. Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir?” “Betul,” Abu Dzar menjawab dengan jawaban serupa. Lantas beliau pun bersabda, “Sesungguhnya yang namanya kaya ghoni adalah kayanya hati hati yang selalu merasa cukup. Sedangkan fakir adalah fakirnya hati hati yang selalu merasa tidak puas.” HR. Ibnu Hibban. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim Keempat belas Boleh interaksi dengan orang kafir dalam hal duniawi, misalnya belajar ilmu dunia dari mereka hingga jual beli dan urusan upah. Karena dalam kisah hijrah ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengupahi orang kafir Abdullah bin Ariqath Al-Du’ali sebagai penunjuk jalan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa bermuamalah dengan orang Yahudi, bahkan ketika beliau meninggal dunia, Aisyah radhiyallahu anha mengatakan bahwa ketika itu baju besi beliau tergadai di tempat orang Yahudi untuk membeli makanan gandum sebanyak 30 sha’. Shahih Bukhari, 31068 Imam Syafi’i dan Al-Baihaqi mengatakan bahwa orang Yahudi tersebut bernama Abusy Syahm. Fath Al-Bari, 5140 Dari hadits ini, Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, وَفِي الْحَدِيث جَوَاز مُعَامَلَة الْكُفَّار فِيمَا لَمْ يَتَحَقَّقْ تَحْرِيم عَيْن الْمُتَعَامَلِ فِيهِ وَعَدَم الِاعْتِبَارِ بِفَسَادِ مُعْتَقَدِهِمْ وَمُعَامَلَاتِهِمْ فِيمَا بَيْنَهُمْ “Dalam hadits ini terdapat pelajaran tentang bolehnya bermuamalah dengan orang kafir selama belum terbukti keharamannya dan tidak terpengaruh akidah mereka yang rusak, juga boleh bergabung dalam muamalah antara mereka.” Fath Al-Bari, 5141 Kelima belas Ketika penduduk bumi tidak mau menolong Nabi, sementara Nabi dikeroyok oleh musuh-musuhnya dan mereka membuat makar besar untuk mencelakainya, maka Allah Ta’ala menolongnya dengan pertolongan yang ajaib. Sesungguhnya pertolongan Allah Yang Mahaesa terhadap Nabi-Nya yang telah dikepung musuh-musuhnya, makar musuhnya yang kuat, maka pembebasan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari semua itu merupakan kemenangan yang paling besar. Sebagaimana yang disebutkan Allah dalam situasi ini yang Allah mencela penduduk bumi lalu mengatakan, إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ “Jikalau kamu tidak menolongnya Muhammad maka sesungguhnya Allah telah menolongnya yaitu ketika orang-orang kafir musyrikin Mekah mengeluarkannya dari Mekah sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada Muhammad dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. At-Taubah 40 Keenam belas Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin membandingkan antara keluarnya Nabi Musa alaihis salam dari Mesir dengan keluarnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Makkah dan balasan keduanya. Beliau mengatakan bahwa Nabi Musa alaihis salam keluar dari Mesir karena mengkhawatirkan diri dan kaumnya, begitu juga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam khawatir diketahui musuhnya. Dan akhirnya kedua Nabi itu menang. Akan tetapi, kemenangan untuk Rasul dengan perbuatannya sendiri dan para sahabatnya, melalui tangan-tangan mereka, Allah menghukum musuh-musuhnya. Sedangkan kemenangan Musa dengan perbuatan Allah pertolongan Allah langsung. Inilah pelajaran yang harus diambil manusia, agar ia memperbaiki diri dan hatinya sampai masalahnya menjadi jelas. Ketujuh belas Imam Bukhari mengeluarkan pendapat dalam kitab shahihnya dalam Bab At-Tarikh, dari Sahl bin Sa’ad bahwa penanggalan Islam tidak dihitung dari kenabian, tidak dihitung juga dari wafatnya, namun dihitung dari permulaan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu saat kedatangan beliau di Madinah. Catatan tentang kalender hijriyah Penetapan tanggal untuk tahun Hijriyah didasarkan pada ijmak kesepakatan para sahabat radhiyallahu anhum setelah bermusyawarah dengan Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu anhu, maka ini adalah hukum syari yang disepakati oleh generasi terbaik dari umat ini. Keputusan ini memiliki sandaran dari Alquran, di samping sandaran ijmak sahabat radhiyallahu anhum. Kalender Persia dan Romawi sudah diusulkan, namun para sahabat tidak menyetujui dan tidak menyukainya. Alasan mereka memilih peristiwa hijrah sebagai awal tahun hijriyah karena lewat peristiwa tersebut, Islam menjadi jaya. Kekurangan memakai kalender masehi Para sahabat membenci memakainya karena kalender tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam. Penanggalan kalender masehi tidak disandarkan pada perkara syari, juga tidak kepada kebenaran aqli logika, tidak juga pada perkara indrawi, tetapi didasarkan kepada perkara-perkara yang tidak terkait satu dan lainnya. Kalender Hijriyah sangat terkait dengan ritual ibadah seperti puasa Ramadhan, hari raya Idulfitri, hari Arafah, hari raya Iduladha, puasa tanggal sepuluh Muharram, puasa ayyamul bidh hari purnama yaitu 13, 14, 15 Hijriyah setiap bulan. Jika bulan ini tidak disebutkan, lalu akhirnya digantikan dengan kalender Masehi, maka kita pun akan kehilangan momen ibadah-ibadah agung. Semoga bermanfaat. Referensi At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Surat An-Nuur. Cetakan kedua, Tahun 1423 H. Syaikh Musthafa Al-Adawi. Penerbit Maktabah Makkah. Fiqh As-Sirah. Cetakan Tahun 1424 H. Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid. Penerbit Dar At-Tadmuriyyah. Jaami’ Al-Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H. Ibnu Rajab Al-Hambali. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. Baca Juga Faedah Sirah Nabi Tiba di Kota Madinah dari Hijrah Inilah Follower Sejati Kisah Salman Al-Farisi Masuk Islam Oleh Muhammad Abduh Tuasikal ArtikelKajiansiroh sahabat setiap Selasa setelah maghrib Perbedaan sirah nabawiyah dengan sejarah. Sirah Nabawiyah dan sejarah memiliki arti yang serupa namun sejarah bersifat lebih umum dan sirah lebih khusus, dilihat dari sumber, perincian dan tujuannya, seperti:. Sirah berasal dari kata saraha berarti perjalanan hidup sedangkan sejarah berasal dari kata syajarah (syajaratun) bermaksud pohon.
Oleh Nabila Ummu Anas SIRAH NABAWIYAH — Fathu Makkah pembebasan kota Makkah terjadi pada tahun delapan Hijriah. Dengan peristiwa ini, Allah menyelamatkan kota Makkah dari belenggu kemusyrikan dan kezaliman, menjadi kota yang menerapkan Islam. Dengan peristiwa ini, Allah mengubah kota Makkah yang dulunya menjadi lambang kesombongan dan keangkuhan menjadi kota lambang keimanan dan kepasrahan kepada Allah ta’ala. Sebab Terjadinya Fathu Makkah Sepulang kaum muslimin dari Perang Mu’tah, kaum kafir Quraisy menduga kaum muslimin telah hancur. Maka mereka menghasut Bani Bakar agar menyerang Bani Khuza’ah dan memperkuat mereka dengan persenjataan. Bani Bakar menyerang Bani Khuza’ah dan berhasil membunuh sebagian mereka. Amru bin Salim al Khuza’iy melarikan diri ke Madinah dan bercerita kepada Rasulullah Saw. tentang peristiwa yang menimpa mereka. Dia meminta bantuan kepada Beliau Saw. Rasulullah Saw. berkata kepadanya, “Aku pasti menolongmu, hai Amru bin Salim.” Rasulullah Saw. melihat bahwa pelanggaran perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan kafir Quraisy tidak bisa diimbangi kecuali dengan Fathu Makkah. Kaum Quraisy sebenarnya sangat takut melanggar perjanjian. Kafir Quraisy Mengutus Abu Sufyan ke Madinah Karena merasa telah melanggar perjanjian, orang kafir Quraisy pun mengutus Abu Sufyan ke Madinah untuk memperbarui isi perjanjian. Sesampainya di Madinah, dia memberikan penjelasan panjang lebar kepada Nabi Saw. Rasulullah Saw. tidak menanggapinya dan tidak memedulikannya. Akhirnya Abu Sufyan menemui Abu Bakar dan Umar radhiallahu anhuma agar mereka memberikan bantuan untuk membujuk Nabi Saw. Namun usahanya ini gagal. Terakhir kalinya, dia menemui Ali bin Abi Thalib ra. agar memberikan pertolongan kepadanya. Untuk kesekian kalinya, Ali pun menolak permintaan Abu Sufyan. Dunia terasa sempit bagi Abu Sufyan. Rasulullah Saw. Menyiapkan Pasukan Dengan adanya pengkhianatan ini, Nabi Saw. memerintahkan para sahabat untuk menyiapkan senjata dan perlengkapan perang. Beliau Saw. mengajak semua sahabat untuk menyerang Makkah. Beliau bersabda, “Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba.” Untuk menjaga misi kerahasiaan ini, Rasulullah Saw. mengutus satuan pasukan sebanyak 80 orang menuju perkampungan antara Dzu Khasyab dan Dzul Marwah pada awal bulan Ramadan. Hal ini beliau lakukan agar ada anggapan bahwa beliau hendak menuju ke tempat tersebut. Sementara itu, ada seorang sahabat Muhajirin, Hatib bin Abi Balta’ah menulis surat untuk dikirimkan ke orang Quraisy. Isi suratnya mengabarkan akan keberangkatan Nabi Saw. menuju Makkah untuk melakukan serangan mendadak. Surat ini beliau titipkan kepada seorang wanita dengan upah tertentu dan langsung disimpan di gelungannya. Namun, Allah Zat Yang Maha Melihat mewahyukan kepada Nabi-Nya tentang apa yang dilakukan Hatib. Beliau pun mengutus Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam untuk mengejar wanita yang membawa surat tersebut. Sekembalinya di Madinah, Ali langsung menyerahkan surat tersebut kepada Nabi Saw. Terkait hal ini Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka berita-berita Muhammad, karena rasa kasih sayang, padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan mengusir kamu karena kamu beriman kepada Allah….” QS Al Mumtahanah 1 Pasukan Islam Bergerak Menuju Makkah Rasulullah Saw. keluar Madinah bersama sepuluh ribu sahabat yang siap perang. Abdullah bin Umi Maktum diberi tugas untuk menggantikan posisi Beliau di Madinah. Setelah Beliau sampai di suatu tempat yang bernama Marra Dhahraan, dekat dengan Makkah, Beliau memerintahkan pasukan untuk membuat obor sejumlah pasukan. Beliau juga mengangkat Umar ra. sebagai penjaga. Malam itu, Abbas berangkat menuju Makkah dengan menaiki bighal peranakan kuda dan keledai milik Nabi Saw. Abbas bertemu dengan Abu Sufyan dan memintanya untuk ikut dengannya menghadap Rasulullah Saw. Ketika melewati obornya Umar bin Khattab, dia pun melihat Abu Sufyan. Dia berkata,“Wahai Abu Sufyan, musuh Allah, segala puji bagi Allah yang telah menundukkan dirimu tanpa suatu perjanjian pun”. Karena khawatir, Abbas mempercepat langkah bighalnya agar dapat mendahului Umar. Mereka pun langsung masuk ke tempat Rasulullah Saw. Setelah itu, barulah Umar masuk sambil berkata, “Wahai Rasulullah, ini Abu Sufyan. Biarkan aku memenggal lehernya.” Abbas pun mengatakan, “Wahai Rasulullah, aku telah melindunginya.” Rasulullah Saw bersabda, “Kembalilah ke kemahmu wahai Abbas! Besok pagi, datanglah ke sini!” Esok harinya, Abbas bersama Abu Sufyan menemui Nabi Saw. Beliau bersabda, ”Celaka wahai Abu Sufyan, bukankah sudah tiba saatnya bagimu untuk mengetahui bahwa tiada ilah sesembahan yang berhak disembah selain Allah?” Akhirnya Abu Sufyan pun masuk Islam dan memberikan kesaksian yang benar. Abu Sufyan Menyaksikan Kekuatan Rasulullah Saw. dan Kaum Muslimin Rasulullah Saw. meninggalkan Marra Dzahran menuju Makkah. Sebelum berangkat, Beliau memerintahkan Abbas untuk mengajak Abu Sufyan menuju jalan tembus melewati gunung, berdiam di sana hingga semua pasukan Allah lewat di sana. Dengan begitu, Abu Sufyan bisa melihat semua pasukan kaum muslimin. Maka Abbas dan Abu Sufyan melewati beberapa kabilah yang ikut gabung bersama pasukan kaum muslimin. Masing-masing kabilah membawa bendera. Setiap kali melewati satu kabilah, Abu Sufyan selalu bertanya kepada Abbas, “Kabilah apa ini?” dan setiap kali dijawab oleh Abbas, Abu Sufyan senantiasa berkomentar, “Aku tidak ada urusan dengan bani Fulan.” Setelah agak jauh dari pasukan, Abu Sufyan melihat segerombolan pasukan besar. Dia lantas bertanya, “Subhanallah, wahai Abbas, siapakah mereka ini?” Abbas menjawab, “Itu adalah Rasulullah bersama Muhajirin dan Anshar.” Abu Sufyan bergumam, “Tidak seorang pun yang sanggup dan kuat menghadapi mereka.” Pembebasan Makkah Rasulullah Saw. melanjutkan perjalanan hingga memasuki Dzi Thuwa. Di sini pula, beliau membagi pasukan. Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan untuk memasuki Makkah dari dataran rendah dan menunggu kedatangan Nabi Saw di Shafa. Sementara Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri, membawa bendera Nabi dan memasuki Makkah melalui dataran tingginya. Beliau perintahkan agar menancapkan bendera di daerah Hajun dan tidak meninggalkan tempat tersebut hingga beliau datang. Kemudian, Nabi Saw memasuki kota Makkah sambil membaca firman Allah, “Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” QS Al Fath 1 Beliau Saw. terus berjalan hingga sampai di Masjidilharam. Sementara orang-orang Quraisy berkerumun di dalam masjid, menunggu keputusan beliau Saw. Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah. Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?” Mereka pun menjawab, “Yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.” Beliau Saw melanjutkan bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!” Demikianlah kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Kaum Quraisy berbondong-bondong masuk Islam dan tunduk di bawah kepemimpinan Rasulullah Saw. [MNews/Rgl] Disarikan dari Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyur Rahman AlMubarakfury, Pustaka AlKautsar; Sirah Nabawiyah, Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, Al AzharPress Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!
KajianSirah Nabawiyah komprehensif oleh Ustadz Elvandi, dengan tiga puluh referensi sirah dan ratusan buku berbagai disiplin ilmu. - Listen to Sirah Nabawiyah: Inspirasi Nabi instantly on your tablet, phone or browser - no downloads needed.
Berikut ini adalah soal tanya jawab seputar Sejarah Nabi Muhammad, yang mana sebenarnya adalah soal kisi-kisi wisuda untuk santri kami di Madrasah, sengaja di-postkan agar yang lain bisa mengambil manfaat darinya, semoga...A. ZAMAN JAHILIYYAH KEBODOHAN1. Apa yang disembah oleh bangsa Arab sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi?Jawab Berhala, patung, batu, pohon, dan segala sesuatu yang mereka Sebutkan 3 nama patung yang disembah oleh bangsa Arab pada Zaman Jahiliyyah ?Jawab Lata, `Uzza, dan Manat. 3. Mengapa zaman sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi, disebut zaman Jahiliyyah ?Jawab Karena bangsa Arab pada zaman itu masih menyembah berhala, dan berperilaku kotor akhlak mereka bejat.4. Meskipun bangsa Arab hidup pada zaman Jahiliyyah, dan akhlak mereka bejat, ternyata mereka masih memiliki akhlak yang mulia. Sebutkan diantaranya?Jawab - Menepati janji, - Memuliakan tamu,- NASAB DAN KELUARGA NABI MUHAMMAD5. Sebutkan Nasab silsilah keluarga Nabi Muhammad!Jawab Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf. 6. Siapakah nama ibu Nabi Muhammad dan siapa orang yang menyusui Nabi Muhammad?Jawab Ibu Nabi Muhammad bernama Aminah binti Wahab, dan orang yang menyusui Nabi Muhammad bernama Halimah As-Sa'diyyah. 7. Siapakah nama paman Nabi Muhammad yang kafir dan sangat membenci agama Islam?Jawab Abu Siapakah nama paman Nabi Muhammad yang kafir, tapi justru membela agama Islam?Jawab Abu Sebutkan nama-nama istri Nabi Muhammad dan nama-nama anak beliau?Jawab Nama-nama istri Nabi Muhammad, yaitu1. Khadijah binti Saudah binti Zam’ Aisyah binti Abu Bakar Hafshah binti Umar bin Ummu Habibah, Ramlah binti Abu Ummu Salamah, Hindun binti Abu Zainab binti Zainab binti Juwairiyyah binti Shofiyyah binti Maymunah binti anak beliau, yaituDari istrinya, Khadijah ada 6 anak, yaitu1. Ummu dari budak wanita beliau, Mariyyah ada 1 anak yaitu KELAHIRAN NABI MUHAMMAD DAN SEBELUM MUHAMMAD MENJADI NABI10. Sebutkan di mana dan kapan Nabi Muhammad dilahirkan?Jawab Di kota Makkah, hari Senin malam, tanggal 12 Rabi'ul Awawl, Tahun Gajah. Bertepatan, Tanggal 20 April tahun 571 M. Dan ada yang mengatakan, pada tanggal 9 Rabi'ul Siapakah yang memberikan nama "Muhammad" kepada Nabi Muhammad?Jawab Kakek beliau, Abdul Apa pekerjaan Nabi Muhammad sebelum beliau diangkat menjadi Nabi?Jawab Menggembala kambing dan berdagang. D. MUHAMMAD DIANGKAT MENJADI NABI DAN RASUL TERAKHIR13. Dimana dan kapan Nabi Muhammad menerima wahyu pertama?Jawab Di Goa Hira, hari Senin, tanggal 21 Ramadhan tahun 1 Nubuwwah. 14. Berapa umur Nabi Muhammad ketika beliau diangkat menjadi Nabi? Jawab 40 Apa wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammmad dan siapakah yang membawa wahyu tersebut?Jawab QS. Al-`Alaq, ayat 1-5. Dibawa oleh Malaikat Siapakah yang memberitahukan Nabi Muhammmad bahwa yang datang kepada beliau adalah Malaikat Jibril?Jawab Sepupu Khadijah, yang bernama Waraqoh bin Apa wahyu yang kedua turun setelah wahyu pertama?Jawab QS. Al-Muddats-tsir, ayat Apakah gelar bagi orang-orang yang pertama-tama kali masuk Islam?Jawab Assabiqunal Siapakah orang yang pertama kali masuk Islam dari pengikut Nabi Muhammad?Jawab Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Sebutkan diantara nama-nama sahabat yang termasuk dalam kelompok Assabiqunal Awwalun ?Jawab - Abu Ali bin Abi Zaid bin Zubair bin Utsman bin ` Arqom bin Abil Abdurrahman bin Sa'ad bin Abi Sa'id bin Bilal bin Rabah. 21. Sholat apakah yang dikerjakan oleh kaum muslimin sebelum sholat 5 waktu diwajibkan?Jawab Sholat 2 waktu, yaitu, sebelum matahari terbit dan dan sebelum matahari terbenam.22. Ada seorang sahabat yang masuk Islam, beliau seorang budak. Maka ketika beliau masuk Islam, tuannya pun menyiksanya dengan cara yang kejan, budak ini dijemur di atas padang pasir pada siang hari, lalu dadanya ditindis dengan batu besar. Kemudian beliau dipaksa untuk murtad dari agama Islam. Tapi beliau menolak dan bahkan berkata, "Ahad... Satu....Satu..Satu. Siapakah nama sahabat tersebut?Jawab Bilal bin Rabah. 23. Ke negeri manakah kaum muslimin hijrah sebelum mereka hijrah ke Kota Madinah?Jawab Negeri Habasyah Ethiopia.24. Ketika orang-orang kafir Quraisy sudah marah karena dakwah Nabi Muhammmad, maka mereka pun bersekongkol untuk memboikot Nabi Muhammad dan para pengikutnya, dan mengusir mereka ke bukit-bukit. Berapa lamakah mereka diboikot oleh orang-orang kafir?Jawab 3 Kapankah Nabi Muhammad dan kaum muslimin terbebas dari pemboikotan tersebut?Jawab Ketika piagam pemboikotan robek dimakan rayap, dan yang tersisa hanya kata "الله".E. ISRO' MI'RAJ26. Apa yang dimaksud peristiwa Isro' Mi'raj ?Jawab Isra' Mi'raj adalah Nabi Muhammmad diantar oleh malaikat Jibril dengan mengendarai kendaraan super kilat bernama buroq. Dari kota Makkah ke kota Palestina, lalu naik ke atas langit dan menembus tujuh lapis langit, dan terus ke atas hingga sampai di Sidratul Muntaha, lalu bertemu dengan Allah,untuk diberi perintah shalat 5 kali sehari semalam. Lalu beliau kembali lagi ke Makkah dengan memakan waktu hanya satu malam Sebutkan Nabi-nabi yang ditemui oleh Nabi Muhammad pada tiap lapis langit ketika beliau melakukan isro' mi'raj?Jawab Langit - 1 Nabi - 2 Nabi Yahya dan Nabi - 3 Nabi - 4 Nabi - 5 Nabi Harun. Langit - 6 Nabi - 7 Nabi Mengapa Abu Bakar digelari dengan gelar Ash-Shiddiq sang pembenar?Jawab Karena beliau langsung percaya dan membenarkan cerita Nabi Muhammad ketika beliau menceritakan tentang peristiwa isra' mi' BAI'AT `AQOBAH DI BUKIT `AQOBAH29. Apakah yang dimaksud dengan peristiwa Bai'at `Aqobah di bukit `Aqobah?Jawab Bai'at `Aqobah adalah sumpah setia kaum muslimin yang datang dari kota Madinah kepada Nabi Muhammad, yang dilakukan di atas bukit `Aqobah, di kota Makkah pada malam Peristiwa Bai'at `Aqobah terjadi 2 kali. Berapa orang yang ikut serta pada Bai'at `Aqobah pertama, dan berapa orang yang ikut serta pada Bai'at `Aqobah kedua?Jawab Bai'at `Aqobah - 1 12 orang laki-laki semua.Bai'at `Aqobah - 2 72 orang ada 2 orang perempuan.31. Mengapa Mush'ab bin Umair digelari dengan "Duta Pertama Islam"?Jawab Karena beliau adalah yang orang yang pertama kali menjadi duta utusan yang akan berdakwah di Kota NABI HIJRAH KE KOTA MADINAH32. Siapakah yang menemani Nabi Muhammmad hijrah dari kota Makkah ke kota Madinah?Jawab Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Abdullah bin Uraiqith seorang penunjuk jalan.33. Berapa hari yang ditempuh oleh Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah?Jawab 12 Pada malam ketika nabi Muhammad akan melakukan hijrah, ternyata rumah beliau sudah dikepung oleh para algojo yang akan membunuh beliau. Maka Nabi muhammad pun menyuruh seorang sahabatnya yang masih sangat muda untuk menggantikan posisi beliau untuk tidur ditempat tidur Nabi, untuk menipu para algojo tersebut. Siapakah nama sahabat pemberani tersebut?Jawab Ali bin Abi Tholib sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammmad.35. Ketika orang-orang kafir Quraisy menyadari bahwa Nabi Muhammad berhasil kabur pada malam itu, mereka lalu berpencar mencari-cari Nabi Muhammad ke padang pasir. Dimanakah Nabi Muhammmad dan Abu Bakar bersembuyi pada saat itu?Jawab Di Goa Tsur. 36. Sebelum Nabi Muhammad sampai di kota madinah, nabi singgah di sebuah desa. Dan di sana beliau membangun masjid pertama yang di bangun dalam sejarah Islam. Apakah nama desa tersebut dan apakah nama masjidnya?Jawab Desa Quba'. Dan masjidnya dinamai dengan nama Masjid Quba'. H. KEHIDUPAN RASULULLAH DI KOTA MADINAH37. Apakah yang pertama-tama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad tatkala beliau telah sampai di kota Madinah?Jawab 1. Membangun Masjid Nabawi. 2. Mempersaudrakan kaum muslimin yang datang dari kota Makkah kaum Muhajirin dengan kaum Muslimin penduduk asli kota Madinah kaum Anshar .3. Membuat piagam persatuan kaum muslimin. 4. Membuat perjanjian dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di sekitar kota Madinah. 38. Sebutkan nama-nama perang terbesar saat Rasululah tinggal di kota Madinah dan sebutkan lokasi perangnya?Jawab1. Perang Badar di lembah Perang Uhud di bukit Perang Khandaq di perbatasan kota Perang Bani Quraizoh di benteng perkampungan orang Yahudi bani Quraizhoh. 5. Perang Khaibar di benteng perkampungan orang Yahudi Perang Mu'tah di desa Mu' Perang Hunain di lembah Perang Tabuk di desa Tabuk. 39. Nabi Muhamad selalu menang dalam perang-perang yang beliau ikuti berkat pertolongan dari Allah. Tapi ada satu perang di mana Rasulullah kalah dalam perang tersebut. Bahkan Nabi Muhammad hampir terbunuh dalam perang tersebut. Apakah nama perang tersebut?Jawab Perang PERJANJIAN HUDAIBIYYAH DAN PENAKLUKAN MAKKAH40. Apakah yang dimaksud dengan perjanjian Hudaibiyyah?JawabPerjanjian Hudaibiyyah adalah perjanjian antara kaum muslimin yang datang dari kota Madinah dengan orang-orang kafir Quraisy yang datang dari kota Makkkah, yang ditanda tangani oleh Rasulullah dan perjanjian ini terjadi di lembah Hudaibiyyah. 41. Apa saja poin-poin perjanjian dalam perjanjian Hudaibiyyah tersebut?Jawab 1. Kaum muslimin tidak boleh naik haji ke Makkah pada tahun ini, tapi mereka boleh naik haji pada tahun depan. 2. Gencatan senjata antara kaum muslimin dengan orang-orang kafir selama 10 tahun. 3. Siapapun boleh bersekutu dengan kaum muslimin, dan siapapun boleh bersekutu dengan orang orang kafir Orang Islam yang lari dari Makkah ke Madinah, harus dikembalikan ke orang Islam yang lari dari Madinah ke Makkah, justru tidak boleh dikembalikan ke Rasululah pernah mengirim surat ajakan untuk masuk Islam kepada raja-raja yang tinggal di sekitar Jazirah Arab. Tapi hanya 2 orang raja yang menerimanya dan masuk Islam. Adapun raja-raja yang lain tetap dalam kekafiran. Siapakah kedua raja yang masuk Islam tersebut?Jawab1. Raja Najasyi dari Negeri Raja Oman. 43. Apa yang di maksud dengan peristiwa Penaklukan Makkah? Kapan terjadinya? Dan apa peyebab terjadinya peristiwa tersebut?JawabPenaklukan Makkah adalah penyerangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan pasukan kaum muslimin dari kota Madinah ke kota Makkah. Terjadi pada Bulan Ramadhan tahun 8 Hjriyyah. Sebabnya adalah karena orang-orang kafir melanggar perjanjian Hudaibiyyah. J. RASULULAH MENINGGAL DUNIA44. Selama hidupnya, Rasulullah hanya sempat melakukan ibadah haji cuma satu kali saja. Apa nama haji yang dilakukan Rasulullah ini? Dan kapankah beliau melakukan haji?Jawab Haji Wada' perpisahan. Terjadi pada Bulan Dzul Hijjah tahun 10 Hijriyyah. 45. Sebelum Rasululah meninggal, beliau sakit demam yang sangat panas selama beberapa hari, setelah sakitnya semakin parah, akhirnya beliau pun meniggal dunia. Berapa hari Rasulullah sakit?Jawab 14 hari. 46. Ketika Rasulullah sudah parah sakitnya, beliau menyuruh salah seorang sahabatnya untuk menggantikan posisi beliau sebagai imam sholat berjama'ah. Siapakah nama sahabat ini?Jawab Abu Bakar Ash-Shiddiq. 47. Kapan dan di mana Rasulullah meninggal dunia?JawabBeliau meninggal di kamar `Aisyah istri beliau. Hari Senin pagi. Taggal 12 Rabi'ul Awal. Tahun 11 Hijriyyah. 48. Dimanakah Rasulullah dikuburkan? Jawab Di kamar Aisyah. Dibawah kasur tempat di mana beliau meninggal dunia. 49. Sebutkan di antara wasiat Rasulullah kepada kaum muslimin sebelum beliau meninggal?Jawab Jagalah sholat wajib 5 kali sehari semalam. 50. Ketika Rasulullah meninggal, beliau hanya meniggalkan sedikit warisan. Tapi ada 2 warisan Rasulullah yang ditinggalkan oleh beliau untuk kaum muslimin. Dan jika kaum muslimin mengambil warisan ini, maka mereka akan berbahagia di dunia dan di akhirat kelak. Apakah kedua warisan tersebut? Jawab Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammmad. 51. Sebutkan nama-nama para Khulafa'ur Rasiyidin setelah Nabi meniggal dunia?Jawab1. Abu bakar Umar bin Khath-thab. 3. Utsman bin ` Ali bin Abu Tholib.***
SXQK.